Jumat, 20 Agustus 2010

" Broken Home "


Perceraian,....................... (diakui atau tidak), hal tersebut merupakan hantu yang sangat menakutkan bagi setiap anggota keluarga.Apabila ditanyakan kepada setiap pasangan yang akan menikah,(saya yakin 1000%) bahwa mereka sangat amat tidak ingin terjadi perceraian dalam biduk rumah tangga yang akan mereka bina.
Kebahagiaan, kerukunan, dan impian indah lain pastilah yang mereka harapkan bisa diperoleh dalam membina hubungan suami istri, punya anak yang sehat, sempurna, pintar berbakti pada orang tua tentu akan sangat membahagiakan, ditambah dengan pekerjaan atau usaha yang mapan, hidup serba kecukupan, bisa bersodakoh pada kaum yang lemah serta yang paling utama bisa membahagiakan orang tua pasti itu yang terangkai indah dalam benak tiap-tiap pasangan muda yang akan menikah.
Ah,....................(seandainya semua mimpi dan harapan di atas bisa terkabul), betapa bahagianya kita hidup di dunia ini, tiada hari tanpa senyum, dan tawa dalam hidup ini. Tapi sayang,...... berdasarkan data dari departemen terkait menunjukkan angka perceraian dari tahun ke tahun justru semakin menunjukkan kecenderungan peningkatan. Dan mayoritas pasangan yang bercerai adalah pasangan di bawah usia 40 tahun. 
Tragis memang,....................... mimpi indah yang dirangkai saat akan menikah kandas di tengah jalan.Ini yang kadang tidak dipersiapkan oleh mayoritas pasangan muda, sebagian besar mereka hanya bermodal cinta semata dalam membina rumah tangga, tanpa mempersiapkan diri menghadapi masalah dan rintangan yang akan segera menghadang begitu mereka mulai membina rumah tangga.
Berdasarkan pengalaman dan pengetahuan saya setidaknya ada 5 penyebab utama terjadinya perceraian :

  1. Faktor keterbatasan Ekonomi,
  2. Tidak adanya tanggung jawab,
  3. Perasaan cemburu yang berlebihan,
  4. Gangguan pihak ketiga,
  5. dan KDRT
Ketidaksiapan menghadapi berbagai masalah tersebut akan dengan mudah menjerumuskan kita ke jurang perceraian.
 Ketika perceraian sudah terjadi, biasanya ego masing-masing akan meningkat drastis, sebagian besar mementingkan kepentingannya sendiri, dan tanpa disadari akan muncul korban yang paling menderita akibat perceraian itu,......................................... ANAK........!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Ya,........................ Anaklah yang menjadi korban paling menderita dari perceraian, lekat dalam benak saya bagaimana ada seorang anak yang menangis tersedu (walaupun hanya dipendam dalam hati ) ketika melihat teman-temannya bisa sungkem pada ayahnya ketika hari Raya Idul Fitri, sedangkan dia.....................tidak ada sosok ayah yang bisa buat tempat dia sungkem,........ apalagi melindunginya. Hancur hatinya, remuk perasaannya jika teringat hal itu.............dia hanya bisa melihat dari jauh sambil menghayal punya ayah ketika melihat teman-temannya bisa bersenda gurau,bercanda dan bermain bersama ayahnya.
Mungkin terlihat simple apa yang dirasakan anak itu, tapi sebenarnya dia mengalami tekanan psikologis yang amat besar akibat perceraian itu,.................... tanpa orang tua mereka tahu dan mengerti.
(dalam benak saya sering terfikir) " Seandainya orang tuanya tahu apa yang dia rasakan,...................................."